Kamis, 24 Maret 2016

IPA 3

Organ-organ pernapasan manusia dan fungsinya

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan. 1. Energi ini dihasilkan oleh dipatahkannya molekul glukosa dalam semua sel hidup tubuh manusia.
2. Dalam istilah sederhana, Oksigen dibawa ke tubuh melalui udara yang dihirup ke dalam diangkut ke seluruh bagian tubuh, dan digunakan dalam proses pembakaran molekul makanan (yaitu, pemecahan molekul glukosa) pada tingkat sel pada serangkaian reaksi kimia.
3. Pemecahan dari molekul glukosa melepaskan energi dalam bentuk ATP, yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh manusia untuk melakukan proses hidup yang penting.
Sistem pernapasan pada manusia dilaksanakan oleh organ-organ pernapasan antara lain rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru.

a.    Hidung/rongga hidung (cavum nasalis)

Hidung adalah tempat masuknya pernapasan. Di dalam hidung terdapat selaput lendir, bulu-bulu hidung, dan ujung saraf pembau serta konka.
Proses yang terjadi pada udara di dalam rongga hidung terbagi menjadi tiga.
1)    Penyaringan
Didalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan bulu-bulu atau rambut-rambut hidung. Selaput lendir dan rambut-rambut hidung berfungsi menyaring debu atau benda asing yang masuk bersama udara.
2)    Penghangatan (pengaturan suhu)
Penghangatan dilakukan oleh konka (banyak kapiler darah) untuk mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh.
3)    Pelembapan (pengaturan kelembapan)
Dengan bantuan lendir menjadikan udara kering yang masuk dalam rongga hidung menjadi lembap sebelum ke paru-paru.

b.    Faring (tekak)

Faring adalah percabangan/persimpangan antara saluran pernapasan (nasofaring) dibagian depan dengan saluran pencernaan (orofaring) dibagian belakang. Diantara oso nasofaring dan orofaring terdapat klep yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi mengatur perjalanan udara dan makanan pada persimpangan tersebut. Dibawah faring terdapat laring (pangkal tenggorokan) yan terdapat suatu daerah pembesaran pada leher dan terdapat pita suara.

c. Laring

Antara faring dan tenggorokan terdapat struktur yang disebut laring. Laring merupakan tempat melekatnya pita suara. Pada saat kamu berbicara, pita suara akan mengencang atau mengendor. Suara dihasilkan apabila udara bergerak melewati pita suara dan menyebabkan terjadinya getaran. Pita suara pada laki-laki lebih panjang dibanding pita suara perempuan.
Organ-Sistem-Pernapasan-383x500-306x400
Organ Sistem Pernapasan. A. paru-paru B. saluran bronkus C. hidung D. mulut E. trakea F. diafragma

d.    Trakea (batang tenggorokan)

  • Trakea merupakan pipa kaku tapi elastis yang panjangnya sekitar 10 cm. Trakea terletak dibagia leher dan sebagian di rongga dada. Dinding trakea dikelilingi cincin tulang rawan dan di bagian dalam rongga bersilia. Silia tersebut berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke dalam pernapasan. Dinding trakea terdiri dari tiga lapisan sel.
    Lapisan dalam berupa jaringan epitel bersilia
  • Lapisan tengah berupa otot polos dan cincin tulang rawan
  • Lapisan luar berupa jaringan ikat.

e.    Bronkus

Trakea bercabang menjadi dua cabang trakea yang disebut bronkus. Cabang bronkus atau trakea adalah bronkus kanan dan bronkus kiri.
1)    Bronkus kanan, menuju ke paru-paru kanan (3 cabang dan kedudukan lebih menurun)
2)    Bronkus kiri, menuju ke paru-paru (2 cabang dan kedudukan lebih mendatar).

f. Alveolus

Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara. Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan erat dengan kapiler-kapiler darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara.

g.    Pulmo (paru-paru)

Paru-paru berjumlah sepasang yang dibungkus oleh selaput pleura. Selaput pleura memiliki rangkap dua, yaitu pleura parietalis (sebelah luar) dan pleura viscerlaris (sebelah dalam). Diantara lapisan pleura terdapat cairan limfa yang berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis.
Paru-paru terletak pada rongga bagian dada bagin atas yang dibatasi oleh selaput diafgrama. Paru-paru yang sebelah kanan (pulmo dexter) tersusun atas tiga belahan, sedangkan paru-paru kiri (pulma sinister) tersusun atas dua belahan.
Didalam paru-paru terdapat dua organ, yaitu bronkiolus dan alveoulus.
1)    Bronkiolus (cabang-cabang bronkus), yaitu cabang-cabang bronkus yang makin masuk ke dalam paru-paru makin kecil dan halus dengan dinding yang tipis.
2)    Alveoulus (gelembung-gelembung paru), yaitu organ yang berbentuk seperti sekumpulan kantong (gelembung) dan tersusun atas selapis sel yang tipis dan elastis rata-rata diselubungi oleh kapiler darah, alveolus berjumlah ± 1.800 juta buah yang berfungsi sebagi tempat terjadinya pertukaran gas, yaitu O2 dari lingkungan sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke lingkungan.

Tingkat pernapasan

  • Anak-anak sekolah SD bernapas sekitar 20 kali per menit.
  • Setiap napas menyebabkan menghirup sekitar 7 mililiter volume udara per kilogram berat badan.
  • Seorang anak yang memiliki berat 30 kilogram menghirup sekitar 210 mililiter volume udara (210X30). Dengan kata lain, dalam durasi satu menit sekitar 4200 mililiter volume udara masuk dan dikeluarkan dari paru-paru.
  • Atlet bernapas sedikit lebih dalam dan lebih lambat. Dengan setiap napas mereka dapat menghirup sekitar 10 mililiter udara per kilogram. Dengan demikian anak atletik yang memiliki berat 30 kilogram hanya akan bernapas 15 kali dalam ruang durasi satu menit. Setiap inhalasi akan membutuhkan sekitar 300 mililiter volume udara. Dalam waktu satu menit 4500 mililiter volume udara akan masuk dan dikeluarkan dari paru-parunya. Kita dapat menyimpulkan dari hal ini bahwa ventilasi saluran udara atlet memiliki cara yang jauh lebih efisien.
  • Ketika kita berada di bawah tekanan kita akan bernapas lebih cepat dan lebih dalam. Karena paru-paru mengandung cadangan udara, kita tidak menjadi lelah karena kurangnya udara (oksigen) yang menyebabkan pembatasan pernapasan, tetapi karena ketegangan dan kelelahan dalam pernapasan pada otot jantung kita.
  • Ketika kita berada di bawah stres emosional (sebelum ujian, dalam kesulitan, atau merasa sangat ketakutan) kita bernapas lebih cepat, tetapi pernapasan kita lebih dangkal. Sebagai contoh, di bawah tekanan yang kita hirup 30 kali per menit, tetapi pada tingkat hanya 4 mililiter per kilo. Dengan kata lain, secara keseluruhan hanya 3600 mililiter per menit melewati saluran udara kita, sehingga kita merasa “sesak napas.”
  • Selama serangan asma berat, napas pasien asma lebih dangkal dan pada tingkat yang lebih tinggi.  Dengan demikian papas mereka sangat tidak efisien.

Gangguan, kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan manusia

Sistem pernapasan manusia dapat mengalami sejumlah gangguan atau masalah yang akan di ulah berikut ini:

Faringitis

Faringitis adalah radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa  nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Asma

Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun rambut. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Kelainan ini tidak menular dan bersifat genetis atau bawaan seseorang sejak lahir.

Influenza (Flu)

Penyakit influenza disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang tidak berdahak. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.

Emfisema

Emfisema adalah penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan pembengkakan pada paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas alveolus. Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas.

Bronkitis

Bronkitis berupa peradangan pada selaput lendir dari saluran bronkial. Sementara itu, pleuritisadalah peradangan pada pleura, lapisan pelindung yang membungkus paru-paru. Laringitisadalah pembengkakan di laring, sedangkan sinusitis adalah pembengkakan pada sinus atau rongga hidung. Peradangan-peradangan tersebut dapat terjadi karena berbagai hal, di antaranya karena infeksi oleh mikroorganisme.

Asbestosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

Sinusitis

Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.

Tuberculosis (TBC)

TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia, namun yang paling sering diserang adalah paru-paru (maka secara umum sering disebut sebagai penyakit paru-paru / TB Paru-paru).

Pneumonia

Pneumonia atau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru yang disebabkan oleh Diplococcus pneumoniae. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lender sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah.

Dipteri

Dipteri adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Pada umumnya, disebabkan olehCorynebacterium diphterial. Pada tingkat lanjut, penderitanya dapat mengalami kerusakan selaput jantung, demam, lumpuh, bahkan meninggal dunia.

Renitis

Renitis merupakan peradangan pada rongga hidung sehingga hidung menjadi bengkak dan banyak mengeluarkan lendir. Gejala-gejala yang timbul pada seseorang yang menderita renitis antara lain bersin-bersin, hidung gatal, hidung tersumbat, dan berair (ingus encer). Renitis bisa timbul karena alergi atau faktor lain.

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Upper Respiratory tract Infection (URI) merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia bagian atas, yaitu hidung, laring (tekak), dan tenggorokan. Penyakit ini sering dijumpai pada masa peralihan cuaca. Penyebab munculnya ISPA hampir sama dengan influenza, yaitu karena kekebalan tubuh yang menurun.

Kanker Paru-Paru

Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lama kelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok.

SARS

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sebuah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Coronavirus dari ordo Coronaviridae. Virus ini menginfeksi saluran pernapasan.

Rinitis

Rinitis adalah radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat.

Laringitis

Laringitis adalah radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.

Legionnaries

Legionnaries adalah penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia. Bentuk infeksinya mirip dengan pneumonia.

Tonsilitis

Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil (amandel) sehingga tampak membengkak, berwarna kemerahan, terasa lunak dan timbul bintik-bintik putih pada permukaannya. Tonsilitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.

Asfiksi

Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan jaringan toksigen ke jaringan yang disebabkan oleh terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh.

Hipoksia

Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen pada pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat menyebabkan kematian pada sel-sel. Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat menimbulkan penekanan aktivitas mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan menurunkan kapasitas kerja otot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar